Selasa, 29 November 2011

D 14

Masih bersediakah kau menunggu kehadiranku menghiasi hari-harimu?
Masih maukah kau menahan rasa kantukmu untuk sekedar membaca kata-kata picisan dariku atau sekedar mendengar celotehan tak berguna yang keluar dari mulutku?
Masih betahkah kau memelihara bayang-bayang tentang diriku?
Padahal aku belum tentu serpihan tulang rusukmu.
          Aku tak tahu secara pasti seberapa banyakkah rasa penasaranmu kepadaku. Kau selalu hadir terlebih dahulu dalam forum antara kita berdua, kau yang lebih memperhatikanku dan aku? Kau tahu sendiri jawabannya. Masih maukah kau dekat-dekat denganku?
        Seandainya aku mau...aku akan langsung menyerobotmu, tidak akan aku biarkan laki-laki lain mendekatimu apalagi menyentuhmu. Tidak ada yang laki-laki lain yang berhak atas dirimu, kecuali aku. Itu jika aku mau.
         Sayang, aku tak mau seperti itu... Seharusnya kau tahu bagaimana prinsip hidupku walaupun aku tak banyak bicara denganmu, tak banyak bertemu denganmu, kau seharusnya bisa membaca apa yang tersirat dariku. Jika memang kau serpihan dari tulang rusukku.
          Maaf, sampai sekarang aku masih setia terhadap semua prinsip hidup yang aku buat tempo hari. Seharusnya kau sadari itu. Bersabarlah... Tanpa kau mintapun aku akan selalu ada disisimu, menjadi mitra kerjamu, menghiasi hari-harimu, menyayangi dan mencintaimu setelah kau halal bagiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar