Sebagian
tangan manusia didesain untuk menghancurkan yang ada di sekitarnya. Termasuk
tangan saya. Sama dengan tangan mereka. Bedanya kalau saya menghancurkan papan
tulis betulan, sedangkan mereka mengancurkan papan tulis beserta harapan anak-anak
Indonesia untuk mengenyam pendidikan, selamanya!
Reruntuhan
Papan Tulis
Egoisme masih membara
Datang bergelombang bersama angin kenistaan
Putih merah hati berbalut topi tutwuri handayani
Berkonvoi menerjang badai
Gigi
satu masuk gigi dua
Gigi dua masuk gigi
tiga
Sampai gigi tiga saja
Akselerasi
terhenti
Bongkahan sampanye malam tadi terhirup mereka
Tak tau arti gelapnya dunia
Kepolosan yang menggemaskan
Ternodai oleh goresan sampanye bapak mereka
Walau
petir menyambar mereka tetap bergerak
Lisan
mereka terkunci
Tapi
dalam ilusi mereka saling berkomunikasi
Sampai
pada titik peradaban
Papan tulis di hadapan mereka runtuh begitu saja..