Selasa, 03 Juli 2012


Sebagian tangan manusia didesain untuk menghancurkan yang ada di sekitarnya. Termasuk tangan saya. Sama dengan tangan mereka. Bedanya kalau saya menghancurkan papan tulis betulan, sedangkan mereka mengancurkan papan tulis beserta harapan anak-anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan, selamanya!
Reruntuhan Papan Tulis

Egoisme masih membara
Datang bergelombang bersama angin kenistaan
Putih merah hati berbalut topi tutwuri handayani
Berkonvoi menerjang badai
            Gigi satu masuk gigi dua
Gigi dua masuk gigi tiga
Sampai gigi tiga saja
            Akselerasi terhenti
Bongkahan sampanye malam tadi terhirup mereka
Tak tau arti gelapnya dunia
Kepolosan yang menggemaskan
Ternodai oleh goresan sampanye bapak mereka
            Walau petir menyambar mereka tetap bergerak
            Lisan mereka terkunci
            Tapi dalam ilusi mereka saling berkomunikasi
            Sampai pada titik peradaban
Papan tulis di hadapan mereka runtuh begitu saja..