Jus Baru Rasa Lama
Tak
terasa sudah satu bulan, purnama menyapaku kembali. Dia masih saja
seperti dulu. Elok nan cantik. Seperti “sedianya”.
Hembusan
angin malam mengurai jengkal demi jengkal telaga kalbu. Terseret perlahan ke
tepi dan berbekas. Malam ini, aku kembali ke masa silam, satu bulan yang lalu
ketika hujan masih turun rintik-rintik. Satu tahun yang lalu ketika mendung tak
pernah menghalang, dan satu dasawarsa yang lalu ketika aku dan kamu belum
pernah sekalipun bertemu.
Redup-redam
sinar purnama menyisakan cerita. Tentang seorang anak manusia. Jatuh cinta
dengan alamnya. Mengejar langkah-langkah kecil yang tercabut dari akarnya.
Menakar kebebasan sejati, yang abadi, tanpa pandang bulu. Mencari kemerdekaan
yang hakiki ditengah himpitan degradasi moral yang tak kunjung henti.
Sebuah
episode lama yang terulang kembali. Menjemput kenangan masa lampau. Yang tak
pernah terbayangkan olehku terjadi lagi di sini. Bertemu denganmu.
Menerjemahkan kembali komedi putar yang telah lama vakum. Berpusat pada suatu
titik bak delta. Menerjang ganasnya badai, berbekal sebaris doa, kamu... Hadir
lagi dihadapanku. Dengan selamat dan sentosa.
Aku...
dan purnama... malam ini. Menikmatimu. Mengukir sejarah yang akan terkuak suatu
saat nanti. Oleh anak-cucu kita.