Kamis, 21 Maret 2013


Anganku Tak Mau Menari
            Letupan-letupan keringat tak mampu menghalangi untuk kembali membongkar ingatanku tehadap dirimu. Berbekal 2 lembar cerpen lawas karya Putu Wijaya, aku rasa memori-memori itu bertamu lagi. Aku tak mampu menyembunyikan rasa getir padamu, terlalu lama waktu yang telah terbuang sia-sia dalam fase yang sedang kita jalani. My standing foot just stay in here, and you?
            Masih terekam jelas di dalam otakku, apa yang telah kamu sampaikan padaku kala itu. Kamu yang mengajariku untuk menjauhi si jambu (tanpa L) tapi kamu sendiri malah bermain api dengannya. Disitukah nilai-nilai keadilan yang kamu gembar-gemborkan selama ini. Seiring berjalannya waktu, aku memaksakan diri menjadi sobirin. Lama, lama sekali. Seperti biasa, kamu tahu itu. Apa yang kiranya aku lakukan. Harusnya kamu tahu, apakah aku masih terlihat asing bagimu?
            Kemarin temanku bilang kalau aku seperti orang ‘jatuh’. Katanya sambil tertawa. Walaupun santai, aku tetap menanggapi serius. Aku memang seperti orang itu. Jauh seperti aku yang dulu. Kamu tidak tahu itu, yang kamu tahu hanya sepersekian mili dariku. Jujur, kehadiranmu mulai membebaniku. Apa kamu tidak sadar?
            Berita terkini, teman sekosku baru di sms intel. Parah, seperti selancarku barusan. Aku memang sudah lama tertarik menggeluti dunia intelejen. Hanya untuk sekadar tahu ikan-ikan di kolammu. Setelah aku tahu, dan kamu juga tahu. Lalu, kamu mau pergi dariku?
            Seperti tarian jari ini yang mulai lunglai seiring sunyinya malam. Twitt mu perlahan membuka kartu demi kartu yang seolah-olah tersusun kembali di kala abu-abu masih membalutku. Aku ingin tertawa sebenarnya namun tertahan oleh sedikit rasa kecewa. Anganku terbang entah kemana, mungkin tertaut dalam mimpi setelah ini. Aku tak tahu. Parahiangan mungkin terlalu ramah bagi kalian, kemuliaan untuk berbagi kepada sesama manusia layak untuk menyatukan suapan nasi kalian. Dan aku, pasti akan terus berjalan menyusuri pijakan-pijakan takdir ilahi. Salam hangat untuk kalian. Setiap manusia memang diciptakan berbeda-beda, aku diciptakan bukan sebagai pejantan yang lihai memikat betina. Diamku, suatu saat kamu akan tahu maksud di balik semua itu. Jika kamu mau.
               
Yk, 22-03-13