Anganku Tak Mau Menari
Letupan-letupan
keringat tak mampu menghalangi untuk kembali membongkar ingatanku tehadap
dirimu. Berbekal 2 lembar cerpen lawas karya Putu Wijaya, aku rasa
memori-memori itu bertamu lagi. Aku tak mampu menyembunyikan rasa getir padamu, terlalu lama waktu yang telah terbuang sia-sia dalam fase yang sedang
kita jalani. My standing foot just stay
in here, and you?
Masih
terekam jelas di dalam otakku, apa yang telah kamu sampaikan padaku kala itu.
Kamu yang mengajariku untuk menjauhi si jambu (tanpa L) tapi kamu sendiri malah
bermain api dengannya. Disitukah nilai-nilai keadilan yang kamu
gembar-gemborkan selama ini. Seiring berjalannya waktu, aku memaksakan diri
menjadi sobirin. Lama, lama sekali. Seperti biasa, kamu tahu itu. Apa yang
kiranya aku lakukan. Harusnya kamu tahu, apakah aku masih terlihat asing bagimu?
Kemarin
temanku bilang kalau aku seperti orang ‘jatuh’. Katanya sambil
tertawa. Walaupun santai, aku tetap menanggapi serius. Aku memang seperti orang itu. Jauh seperti aku yang dulu. Kamu tidak tahu itu, yang kamu tahu hanya
sepersekian mili dariku. Jujur, kehadiranmu mulai membebaniku. Apa kamu tidak
sadar?
Berita
terkini, teman sekosku baru di sms intel. Parah, seperti selancarku barusan.
Aku memang sudah lama tertarik menggeluti dunia intelejen. Hanya untuk sekadar
tahu ikan-ikan di kolammu. Setelah aku tahu, dan kamu juga tahu. Lalu, kamu mau
pergi dariku?
Seperti
tarian jari ini yang mulai lunglai seiring sunyinya malam. Twitt mu perlahan
membuka kartu demi kartu yang seolah-olah tersusun kembali di kala abu-abu
masih membalutku. Aku ingin tertawa sebenarnya namun tertahan oleh sedikit rasa
kecewa. Anganku terbang entah kemana, mungkin tertaut dalam mimpi setelah ini.
Aku tak tahu. Parahiangan mungkin terlalu ramah bagi kalian, kemuliaan untuk
berbagi kepada sesama manusia layak untuk menyatukan suapan nasi kalian. Dan
aku, pasti akan terus berjalan menyusuri pijakan-pijakan takdir ilahi. Salam
hangat untuk kalian. Setiap manusia memang diciptakan berbeda-beda, aku
diciptakan bukan sebagai pejantan yang lihai memikat betina. Diamku, suatu saat
kamu akan tahu maksud di balik semua itu. Jika kamu mau.
Yk, 22-03-13