Minggu, 24 Maret 2013


SOFA TANPA BUSA
                Rasa kantuk yang ku paksakan semoga tidak berdampak terhadap riwayat penyakit yang sempat membuatku terperangah. Sepertinya begitu banyak angin yang berada di tubuhku, rasanya seperti balon gas. Ingin membumbung tinggi namun tertahan atap kos-kosan. Malam ini langit masih merona namun terdiskriminasi oleh panas yang tak berani menguap. Persis sepertimu.
Ngantuk sekali aku malam ini, sampai-sampai kedipan mataku tak seiring sejalan dengan gelora imajinasi yang kian meletup. Aku masih akan bergerilnya sampai larut malam, berselancar di atas seprei tak berlantai. Kala penyamun-penyamun datang dan mulai menggodaku untuk terlibat dalam kongkalikong, ku putuskan untuk rolling posisi. Pindah di atas sofa bertumpuk jerami. Sambil meraba duri yang terselip diantara satu atau dua tumpukannya.
Tanpa kusadari tetesan-tetesan air merah bercampur dengan peluh mulai terasa perih. Jari tanganku mulai tergores lalu ku balut dengan dengan plastik bekas bungkus tempe. Sedikit perih memang, tapi ku tahan dan lama-kelamaan rasa ini menjadi biasa saja.
Di atas sofa aku mulai menikmati secangkir kopi ditemani lagu kesayangan, mencoba membaur dengan malam. Kantuk yang mulai tertahan, memberiku kesempatan untuk membandingkanmu. Aku perhatikan satu demi satu slide pose-pose yang kau kirimkan ke aku. Hmm.. That’s bad job!
Kesalahanku terbayar ketika rasa kantuk ini kembali menggerayahi. Mencoba menggagahi alam bawah sadarku. Jelas ini sebuah pelecehan psikologis! Tapi aku mau mengadu kemana?
Alon-alon asal kelakon, jejak kakiku mulai beranjak. Bukan gelar yang aku cari, melainkan sebuah paradigma terhadap mosi tidak percaya. Tahun ini sungguh terasa aneh bagiku. Aku memilih jalan yang berbeda dari biasanya walau naluriku berkata lain. Aku tidak peduli.
Aku tetap banderol dirimu persis seperti nomor urut presentasiku. Tidak boleh kurang, syukur bisa lebih. Reviku yang tomboi, terima kasih atas kesetiaanmu kepadaku selama ini. Aku tahu, aku salah. Aku tahu, kamu kecewa. Tapi kamu juga harus tahu, ekspektasiku berbanding terbalik dengan kapasitasmu. Reviku yang tercinta, selamat jalan. Semoga kau mendapatkan Tuan yang lebih baik daripada aku. Maafkan aku kawan. All of about you always stay in my heart. Aku berharap memimpikanmu malam ini.

Yk, 24-03-13