Sabtu, 23 Maret 2013


JALAN DIATAS LAYANG-LAYANG
                Hari ini, lagu Netral tak berkumandang begitu lama. Tak begitu terdengar malahan. Haha. Seperti salah satu tradegi puisi SCB. Representasi nyata dari kekurangan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hanya lagu Bang Iwan yang terdengar begitu menderu, mengingatkan kembali memori beberapa tahun silam. Saat aku berjibaku di mulut gawang penyamun.
                Lagu yang hits gara-gara iklan yang sukses meracuni otak temanku ini seolah mengilhami malam ini, selaras dengan Stand up Comedy yang membuat perasaanku terengah-engah.  Walau menjadi antiklimaks dari beberapa hari lalu, sujud syukur tetap ku persembahkan kepadaMu. Setidaknya doa-doaku mulai terlihat hasilnya. Thank’s God!
                Hawa panas bercuaca mulai akrab denganku, dengan sedikit sontekan manis di depan gawang dunia menjadi tak selebar daun kelor. Telingaku memang tak sesensitif Mozart namun anganku berani terkembang di atas jembatan layang. Kata-kata tak wajar nan saklek membuka mata seorang pejantan menggoda betina. Perlahan-lahan aku berlumur liur anjing. Pelan tapi pasti, fenomena sosial yang jarang terjamah tangan makhlukMu kucoba pelajari.
                Studi di dunia ini tak berarti kita menghilangkan seluruh ikan di kolam yang telah lama kita pelihara. Banyak dari mereka yang salah kaprah. Mencatut kamar-kamar atasnama akademik di dalam rumah yang bermuatan tambang emas dan batu bara. Aku tak mau seperti mereka, diterjang tipu daya yang nyata. Lupa akan kodrat kita hidup di dunia. Tapi berpikir keras untuk menyiasati itu semua masih kalah dengan program degradasi lemak dalam jasmaniku.
                Dipenghujung hari menjelang tahun baru yang akan kusandang banyak fenomena-fenomena berharga yang dapat aku curi. Kecuekan yang sering muncul segera disulap menjadi sebuah senjata yang memetikan untuk menghancurkan musuh terbesarku. Kencangnya angin malam ini, tak membuatku terbangun dalam kesesatan yang abadi. Kakiku akan terus melangkah di atas jalanku sendiri. Mengejar mimpi yang kemarin melayang.