Kamis, 11 April 2013


ADA YANG (TIDAK) BERBEDA
                Bulan ini aku mengalami proses pendewasaan yang cukup lebat. Seharusnya aku sadari itu, namun sepertinya aku terlambat merespon. Keterlambatan merespon sesuatu yang sering aku lihat di pertandingan sepak bola berakibat pada terciptanya blunder yang menyebabkan kekalahan. Dan aku tidak ingin itu terjadi. Aku ingin menjauh dari adegan-adegan seperti itu.
                Jauh mata memandang, tersirat sepercik cahaya sentosa. Memancar vertikal. Aku berada di tengahnya. Katalis yang tepat untuk beban berat yang menumpuk di pundak ini. Aku ingin belajar menjadi reaktor yang santun. Bukan yang hanya mengatasnamakan kepentingan rakyat atau yang lebih parah mengatasnamakan agama. Aku tidak mau. Negara ini tidak membutuhkan nuklir untuk menghancurkan kenestapaan.
                Terang sinar rembulan tidak lagi elok di mataku. Karena setiap malam yang aku lewati ternyata tidak pernah ada yang berbekas. Semua lepas bersama terbitnya fajar. Terpejam bersama gelapnya malam. Terbang bersama angan, seperti layang-layang. Gemercik air hujan belum terdengar malam ini. Yang kudengar hanya  tetesan-tetesan air bak yang membanjiri lantai kamar mandi. Hanya lagu-lagu galau yang berkumandang setiap malam di sini. Parah. Studio galau yang sempat tertidur, kini bangun (lagi).
                Sebenarnya sudah banyak rencana matang yang akan aku jalani, namun masih terganjal oleh birokrasi dan materi. Jujur, aku sangat kehilangan revi. Bulan ini masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Penuh dengan warna-warni lampu bangjo. Berlika-liku seperti jalan tol Cipularang. Dan bertekstur seperti gorengan di angkringan Pak 2152215. Tanpa revi disisiku.
                Bulan depan, sudah kuprediksi jika nikmatnya aroma bullying akan mulai menerpaku beberapa hari kedepan. Sudah ada yang menjadi aktris, kemarin. Sayang, aku sudah siap mental. Tegas kukatakan. Bulan ini aku siap dibully.