Rabu, 10 April 2013


Tok..tok..tok.. (Bahasa Verbal yang Disamarkan)
                Aku teringat pada kata-kata seseorang yang aku dengar beberapa hari yang lalu bahwa di dunia ini terlalu banyak hal unik yang tak terekam oleh kita. Setelah aku pikir..pikir..dan pikir lagi. Aku ingat-ingat, ternyata memang sudah banyak hal yang terlewatkan selama hidupku di dunia ini. Satu hal yang paling ‘telak’ aku lewatkan yaitu kode. Atau sederhananya, sesuatu yang disampaikan secara disamarkan. Contoh konkretnya, misal Andi bertanya padaku. “Gimana kabar?” lalu aku jawab tidak dengan ucapan. Tapi dengan mengacungkan jempol. Artinya baik. Sehat. Aman. Terkendali. *^.
                Aku pernah bilang, jika aku suka dunia intelejen. Jadi jangan salahkan jika banyak sms-sms di inbox teman-temanku yang sering aku sadap. (Jail level awas!). Entah rasa ingin tahuku yang terlalu tinggi atau ekspektasi terhadap sesuatu yang membayangiku terlalu besar. Sampai saat ini pun aku tak tahu apa penyebabnya. Yang jelas, aku ingin, jika mereka hanya mengetahui telur ulat itu di balik daun. Aku bilang dengan tegas jika ulat tidak bertelur!
                Aku sudah lama tidak berjumpa dengan teman-teman ‘di luar’ sana. Dua tahun terakhir, kuhabiskan dengan menjelajah lorong-lorong sempit berminoritas. Butuh nyali dan materi yang banyak untuk menyalurkan hobiku itu. Walau banyak yang menganggap sebelah mata, toh aku masih punya teman untuk berpetualang. Sudah banyak kode-kode yang aku cerai beraikan. Namun, aku rasa itu masih sebagian kecil.
                Setiap hari aku dicekoki dengan bunyi-bunyi khas perkampungan kota. Tercium sedikit kebisingan dalam laju interaksi sosial masyarakat di sini. Aku sudah mencoba mencari beberapa narasumber dari dulu. Namun, rasanya info yang aku dapat belum memuaskan. Aku masih harus berni mendobrak benteng-benteng tangguh di sekitarku. Aku yakin kode itu ada di sana. Pelan tapi pasti, waktu terus merambat. Dunia yang aku geluti memang tanpa basa-basi.