Jumat, 24 Mei 2013


PARADIGMA !
                Azan ‘isya sebentar lagi berkumandang. Sayub terdengar suara-suara sumbang, makin lama makin tercerai oleh malam. Tapak demi tapak kaki seorang anak manusia berjalan merambat di imajiku, membuat nadi terkoyak dan adrenalin terpacu begitu kencang. Emosi?
                Dan azan pun berkumandang. Dua orang anak manusia duduk sejajar di depanku. Berkeluh kesah (di radio galau). Kami terhenti sejenak...
                Setelah mengadapnya, kami lanjutkan “on air”.
                Tak jauh dari sudut mushola, nampak tiga orang srikandi menapaki arah masing-masing. Berjalan dengan arah berbeda namun satu jurusan. Sambil berlalu dari mushola, mereka terlihat berbincang dari hati ke hati.
                “Pokoknya, dia perlu diberi masukan,” celetuk Srikandi 1.
                “Iya benar. Masa sholatnya ndak becus seperti itu,” sahut Srikandi 2.
                “Salain itu, dia juga kerap membuat ulah,” timpal Srikandi 3.
                Seorang remaja tanggung menjadi objek gosip mereka. Berangkat ke mushola dengan niat beribadah, tapi sayang sekali saudara-saudara... Harus diakhir dengan membicarakan aib orang lain.
                Kami (yang di studio) mencoba menginterpretasikannya.
                Sayang, sang remaja tanggung tahu bahwa dia menjadi sasaran para srikandi. Tak bisa dipungkiri, kebencian yang datang, perlahan turun ke hati lalu membeku seperti batu. Benci kepada mereka, dan... Fatal! Dia “lari” dari mushola. Jauh, dan semakin jauh dari mushola
Gosip jilid II pun tersaji di hadapan para pemirsa.
“Wis sholate ora genah, saiki malah ora tau jama’ah,” ujar Srikandi 1.
“Iya, kapan berubahe nek kaya ngene,” imbuh Srikandi 2.
“Jan, wis parah tenan, nek ngene ini dewe kudu bertindak!” tutur Srikandi 3.
Ya, pelan tapi pasti. Si remaja tanggung di jauhi para srikandi. Nampak seperti sejoli yang baru mengakhiri hubungannya. Berpapasan pun tak saling menegur.
Para srikandi masih menggunjing, sedangkan si remaja tanggung mulai lenyap dari peradaban. Lantas ini salah siapa?
Jika Islam dinilai hanya dari salat dan mengaji
Andai shalat dan mengaji mutlak mencerminkan seseorang
Kala seseorang jauh dari itu
Apa dia kafir?