Jumat, 24 Mei 2013


Purnama ‘*’
                Malam ini bulan purnama, aku duduk di atas genting menikmatinya. Ah, indah sekali rupanya. Kutengok ke kanan, kiri. Tak ada siapa siapa. Menyendiri.
                Bulan purnama, atas genting, dan aku, adalah salah satu peradaban yang tak terpisahkan. Entah bagaimana ceritanya, aku jadi suka purnama. Begitu elok nan cantik. Kebahagiaan menghinggapiku hingga lelah menjemput. Walau sendiri.
                Terdengar buaian musik original negara kita yang bergemuruh sejak ba’da ‘isya. Tangan dan kaki pun ikut bergetar seiring lantunan nada. Setidaknya, aku bisa merasakan bahagia. Meski sendiri.
                Aku menyadari suatu hal, bahwa bahagia tidak semata-mata urusan materi, kursi, atau wanita yang mau ditiduri. Bukan, bukan itu. Bagiku, bahagia itu sederhana. Sesederhana aku menatap purnama. Hanya dibutuhkan kesabaran, untuk menanti purnama bulan ini, depan, depannya lagi, dan seterusnya.